SUTRAH DALAM SHALAT

Sutrah Dalam Shalat

 Rasulullah SAW apabila shalat menghadap dinding,maka beliau membuat jarak anatara dirinya dengan dinding,seukuran dengan tempat lewat kambing.Beliau tidak menjauh darinya dan bahkan memerintahkan mendekat kepada sutrah pembatas.Apabila beliau shalat menghadap sepotong kayu,tiang,atau pohon,maka beliau memposisikianya disebelah kanannya atau sebelah kirinya,dan tidak menghadap tepat kepadanya .Nabi menancapkan tombak saat safar dan di lapangan terbuka,lalu shlat mengahadapnya dan menjadikannya sebagai sutrah.terkadang beliau memposisikan kendaraannya melintang kiblat lalu shalat menghadapanya.kadang pula beliau mengambil pelana unta dan menegakannya lalu shalat menghadapanya.

Nabi memerintahkan orang shalat membuat pembatas meski hanya berupa anak panah atau tongkat.apabila tidak  menemukannya maka hendaklah membuat garis di tanah.Abu daud berkata"aku mendengar ahmad bin hambal berkata,"garis memanjang.'adapun tongkat ditancapkan dengan tegak.jika tidak ada sutrah,maka telah dinukil melalui riwayat shahih dari beliau,bahwa shalat bisa putus karena,"wanita,keledai,dan anjing hitam."riwayat ini dinukil melalui jalur akurat dari beliau dalam hadits abu dzar,abu hurairah,ibnu abbas,dan abdulla bin mughaffal.riwayat-riwayat yang bertentangan dengan hadits-hadits itu dikelompokkan kepda dua bagian:shahih namun tidak tegas,dan tegas namun tidak shahih.maka riwayat-riwayat tersebut tidak boleh ditinggalkan hanya karena bertentangan dengan hadits-hadits yang seperti ini

Rosulullah pernah shalat sementara aisyah tidur di arah kiblatnya seakan yang demikian tidak sama dengan orang lewat.karena seorang laki-laki diharamkan lewat dihadapan orang shalat.namun,tidak makruh baginya tinggal dihadapan orang shalat.demikian pula halnya dengan wanita perbuatannya melewati orang shalat dapat memutuskan shalat,namun tidak demikian bila dia tinggal dihadapan orang shalat Wallahu A'lam.